Someone Like You


Someone Like You

Annyeong ^^
Kembali lagi dengan admin gaje ini. wahhh admin terharu banget ama satu drama yang admin lupa lagi judulnya.
Nah admin terinsipirasi dari drama itu, so jadilah FF gaje ini
sok atuh lah dibaca, okey
***
Author : Jang Jung Jin (triple J#reader: ribet amat)
Tittle : Someone Like you ( who is he?)

Cast : Lee Ki Seop , Park HwaYoung
Other Cast : Ryu Hye Soon, Eli Kim, Kevin,Jung Hyori
Genre : Romance
Leight : oneshoot
Rating : PG-15
I Hope You Happen
Don’t forget to RCL [Read, Like, And Comment]
Desclaimer :
The Cast is Belong God. The Story is mine and don’t Copy Paste
Don’t Plagiat or Siders
   Kamshamnida ^bow^
Jangan ada yang plagtiat OK ^_^
^^^^
Park Hwa Young POV
“Hwa Young”
 Sebuah suara mengagetkanku. Huh siapa sih yang mengagetkanku disaat sedang melamun seperti ini. “hey kau.” Teriak sebuah suara itu.  tiba-tiba
“aphooooo” yeoja yang tadi memanggilku itu menyubit telingaku otomatis aku meringgis. Ah mengganggu saja “YAK!” aku berteriak ketika melihat siapa disana.

“Ryu Hye Sun, kauuuuuuu” dia kemudian duduk disebelahku. aku kini sedang duduk ditepi lapangan sembari memandang para pemain basket, tepatnya pada seseorang yang sangat kusukai. Dia dalah Lee Kiseop, namja yang juga menjabat sebagi Ketua OSIS di SMA kami. dia juga kapten bakset, selain itu dia juara lomba Sains sekorea. Aku bangga punya teman *walau tak kenal* seperti dirinya. Selain itu dia juga tampan, ahhh aku ingin dia menjadi pacarku.
“yaish kau melamun siapa lagi? Kiseop?” tanya Hye Sun, aku menatap Hye Sun malas.
 
“nde, waeyo?” tanya ku, dia kemudian menyandarkan dagunya ditangan.
“kau masih saja mengidolakan namja itu.” ujar hye Sun, aku hanya meniup poniku.
“bukan hanya mengidolakan. Tapi aku sudah menyukainya” ujar ku ralat. Benar kok, aku sudah sangat menyukainya dan juga mencintainya. ahhh aku terlalu bermimpi.
“heh sadarlah, dia itu tidak akan menatapmu sekarang.” Ujar hye sun, mau apa dia. Ahh dasar pengganggu.”aku tau, lalu?” tanyaku ketus, dia kemudian menghela nafas. “jadi lebih baik kita masuk saja kekelas. Sebentar lagi bel berbunyi dan guru killer akan masuk kekelas” ujar hye sun, ah benar juga Guru Kim Ki Bum akan datang dengan killer smilenya.

***

Aku menjabat sebagai bendahara di seksi kesehatan di OSIS ini. walau hanya sebagai Seksi kesehatan tapi tugasku sangat berat loh. Aku harus melindungi seluruh murid diSMA ini. dan aku juga akan selalu menolong orang yang sakit. Sedangkan Hye Sun? Dia menjabat sebagai wakil ku.
Saat kami sedang memperhatikan pelajaran Sains, pelajaran yang menurut ku menarik. sebuah ketukan terdengar dari pintu.

“Masuklah” ujar Hwang Seongsanim. Seorang namja berpakaian seragam basket datang dan membungkuk dipintu. “maaf Hwang sangjanim, aku membutuhkan seksi kesehatan dan wakilnya, tadi ada yang terjatuh.” Ujarnya.

“oh, Hwa Young , Hye Sun silahkan keluar” ujar hwang sangjanim. Kami pun membungkuk lalu keluar. Beginilah nasib menjadi seksi kesehatan, disetiap pelajaran sedang berlangsung pasti kami akan selalu keluar.
Kami berlari kearah UKS. Beberapa namja berpakaian basket ada disana. “ah itu dia” ujar salah seorang dari mereka, kami pun membungkuk dan mereka keluar. Hye Sun berjalan didepanku dan aku pun menutup pintu. saat aku berbalik, aku melihat namja yang berbaring dengan darah keluar di lututnya.
‘omoooooo!’ apa aku tak salah lihat? Apa mataku buta ya? Itu Lee Kiseop.

“heh kau, ketua UKS cepat bantu wakilmu” teriak Kiseop, sang ketua OSIS. Aku pun membungkuk kemudian mengambil kapas. Aku pun melarutkan alkohol kedalam sebuah wadah kecil. “hwa Young, perban habis” ujar Hye Sun. “ambil perban digudang” teriakku. Ia pun mengangguk dan keluar.

Perlahan aku memasukan kapas itu kedalam air dan berusaha membersihkan darah dilututnya. “ashhhh pelan pelan sakitt tau” ujarnya meringgis. “kau kan namja, tahan sedikit kenapa” ujarku. Dia kemudian menatapku tajam. Ahh sebetulnya jantungku berdegub kencang saat dia dihadapanku. Saat aku mengoles obat merah kelututnya, dia diam. Kenapa tadi dia begitu ribut berteriak kesakitan, kenapa sekarang dia diam.
GREBB

Tangan kananku dipegang olehnya. Aku menatapnya. “waeo?” tanyaku menaikan alisku. Dia hanya diam “anio. Sudah cepat obati lagi” ujarnya. aku mengangguk. Tepat sekali Hye Sun datang dan menyerahkan perbannya padaku.
“selesai” ujarku. Aku menatap Hye Sun, kenapa dia diam.
Aku pun sadar, Kiseop masih memegang tangan kananku, aku sedikit berkehem, dia pun melepaskannya dan bangkit dari tempat tidur. Ia kemudian terduduk, mungkin berusaha untuk meluruskan kakinya.

“kau jangan dulu main bola sampai lukamu terututup” ujar ku, ia mengangguk “gomawo” ujarnya kemudian keluar. Sejenak aku hanya terdiam terpaku, Hye sun kemudian mengguncangkan tubuhku.
“heh babo, apa yang dia lakukan padamu ? kenapa dia memegang tangan kananmu?” tanya Hye sun, aku menggeleng sembari membereskan perban dan alkohol. “anio” ujarku, “ahh jangan bohong” sahut hye sun, aku kemudian menatapnya. “apa aku ini wanita pembohong. Sudahlah, ayo cepat kekelas”

***
Saat pulang, aku dan Hye Sun biasanya suka naik sepeda. Sepeda yang memiliki kursi dua, jadi aku juga mengayuh sepeda ini walau aku dibelakang.
Saat diparkiran, aku melihat kiseop sedang bersiap pergi dengan motornya. Tapi tunggu, siapa yeoja dibelakangnya. Apa dia....dia yeojachingunya kiseop?

“Hwa young-a,ayo kita bersiap pu......” wajahku memanas, aku tak peduli jika Hye Sun berhenti berkata ketika melihat Kiseop juga. mereka begitu mesra, yeoja itu cantik. berambut sebahu. Lah aku, yeoja berambut panjang ikal dengan wajah kecil dan ahh sudahlah aku tak mau membahas keburukan fisikku.
“ayo kita ikuti mereka” hye sun kemudian menarik tanganku. “APA?” yang benar saja, mengikuti mereka yang menaiki motor? Apa hye sun tak sadar jika kita hanya memakai sepeda. “tenaga motor lebih besar daripada tenaga sepeda hye sun-ah” ujarku, “aku tak peduli, aku lebih peduli pada perasaanmu. Kau pasti cemburu kan?” tanya Hye Sun. Benar juga, “okelah ayo” ujarku bersemangat.

Kami terus mengikuti motor kiseop, untung jalannya hanya tidak cepat sehingga kami bisa menyeimbangkan kecepatan. Kurasa Kiseop akan mengantarkan yeoja ‘chingu’ nya kerumah.
Kami menyembunyikan diri dibalik sebuah pagar rumah. Aku dan hye sun bisa melihat motor Kiseop berhenti disebuah rumah yang sangat besar. Yeoja itu turun dan membuka helmnya begitu pula kiseop. “apa kau berpikir mereka mengucapkan selamat tinggal?” tanya Hye Sun, aku mengangguk. Tiba-tiba aku melihat yeoja itu mencium Kiseop dan melambaikan tangannya. Kemudian motor Kisep pun pergi.

Kenapa kau menjadi cengeng. “aku menyesal mengikuti saranmu Hye Sun-ah” ujarku. Hye sun berbalik. “memang kenapa?” tanyanya. “lihatlah, mereka bermesraan dihadapanku. Aku jadi sakit hati” ujarku. “setidaknya setelah kau melihat mereka, kau sadar dan berhenti berharap. Sudah ayo pulang” aku pun mengangguk dan menghapus air mataku. Aku dan Hye Sun sering pulang bersama karena rumah kami bersebelahan, sepeda ini juga, uang dari kami berdua.
***
Kebetulan hari ini hari minggu, aku ingin menaiki sepeda ini bersama Hye Sun, mudah mudahan dia tidak tidur kesiangan lagi. kebiasaan Hye Sun jika hari minggu dia suka tidur sampai jam 9 pagi.
“annyeong Ryu ahjumma. Apa hye sun ada?” tanyaku,  ibu hye sun tersenyum. “masuklah dan bangunkan anak pemalas itu” ujar ryu ahjumma. Sudah kuduga hye sun akan tidur kesiangan lagi.
Aku pun masuk kedalam kamarnya dan melihat Hye Sun sedang tidur sembari memeluk guling. Lucu sekali dia, tapi tunggu kenapa ada yang aneh ya... “ahhh Eli kim, sarangheooooo” ujarnya, MWO? Eli? Eli kan sahabat dari Kiseop, bisa dibilang anak buah Kiseop.  AHA aku ada ide.
“nde Hye Sun Chagiya. Aku juga mencintaimu” ujarku sembari tertawa kecil. “ahhh jeongmal, ahhhh sarangheo” aku tertawa tak bersuara melihat kelakuan Hye sun yang masih tertidur. Dia memeluk guling itu semakin erat. tetapi tiba-tiba aku berteriak. “YAK ELISON KIM MU SUDAH PULANG KARENA KAU KETIDURAN “ teriakku. Hye Sun segera bangkit dan membulatakan matanya. “mana...mana?” ujarnya panik. Aku pun tertawa.
“ketauan ya suka sama Eli. Ahhh ku kasih tau ga  ya ke Eli” ujarku menggoda. Ia kemudian mengambil guling dan mengangkatnya tinggi hendak mengalungkannya padaku, aku pun meleletkan lidahku lalu pergi. “YAK KEMBALI KAU KISEOPERS” teriak nya, oh ia satu lagi. disekolah kami, penggemar Kiseop menamakan dirinya sebagai Kiseopers. Salah satunya aku ^^.
***
Kami berdua sudah menaiki sepeda, tinggal berangkat. jam 8 pagi ini matahari sudah bersinar terik. Menambah adrenaline ku untuk bersepeda. Aku pun segera mengayuh sepeda bersama Hye Sun.
Kami menaiki sepeda ini hingga sampai disebuah lapangan megah. Ahh lapangan yang disana banyak sekali dikunjungi anak-anak muda. Entah itu untuk bermain ataupun untuk berekreasi dan bersenang-senang. Selain anak muda ditamanitu juga ada anak-anak dan orangtuanya.
Hye sun dan aku kemudian menepikan sepeda bersatu kami didekat bangku panjang yang ada disana. Aku pun duduk. “ahh cuaca hari ini panas sekali” ujarku mengibaskan leherku. “nde, aku akan membeli minum. Tunggu” ujar Hye Sun. Ahh aku suka yeoja itu karena dia selalu membantu tanpa pamrih.
Tiba-tiba sebuah bola basket menggelinding kearahku, aku pun menatap bola itu. tiba-tiba seseorang mendekat dan menunduk.
“hah, bisa kau kembalikan bola basket itu?” tanyanya ketus, aku hanya terdiam
 “yeoja lelet, sampai jumpa” ujarnya kemudian berlari. Kenapa aku bertemu lagi dengan namja ituuuuuuuuuuuuu? Ashhh
“ini” Hye Sun datang dan menyodorkan sebuah minuman dingin kearah wajahku. Aku pun memegang minuman itu dan tersenyum. “gomawo” ujarku. Hye Sun kemudian menatap para pemain basket itu sama denganku.
“aku melihat kiseopmu itu lagi disini?” tanya nya, aku mengangguk. “hah, tapi sayang Eli tak ada” ujarnya. tanpa sadar aku menatapnya. “Eli? Heyyy seingatku Eli itu kutu buku loh” ujarku. Hye sun kemudian menatapku “ani, dia juga hobi basket sama seperti Kiseop” ujar Hye sun. Aku kemudian mengangguk.
Karena jam sudah menujukan pukul 11 dijam tanganku. Aku dan hye sun pun hendak pulang. Tetapi saat sepeda kami hendak melaju, aku kembali melihat Kiseop sedang bersama yeoja itu, aishhh kenapa yeoja itu selalu ada di samping Kiseop. Ah benar apa kata Hye Sun,  dia pacar Kiseop!
***
Sepulang sekolah kami disuruh rapat OSIS untuk persiapan perpisahan kelas 3. Aku dan Hye Sun pun sekarang sedang memperhatikan pengarahan dari Kiseop.
“baiklah, sekian. Kuharap kita bisa bekerja keras, fighting” ujar Kiseop. Semua yang ada disana bubar. Seakan mereka berniat meninggalkanku berdua dengan Kiseop. Aku dan hye Sun pun sudah berjalan keluar tetapi Kiseop memanggilku.
“Park Hwa Young”
Aku berbalik. “tunggu diparkiran” ujarku pada Hye sun,dia mengangguk. Aku melihat Kiseop sedang duduk di meja OSIS. Aku kemudian mendekat. “ada apa?” tanyaku. Dia kemudian menghela nafas, aku gugup. Tapi kenapa dia terlihat lebih gugup.
“aniyo, aku hanya ingin memberimu satu tugas” ujarnya. aku memperatikan matanya yang tajam menatapku. “tugas? tugas apa?”  wajahnya mendekat kearah wajahku. Aku memundurkan wajahku. Dia kemudian menarik kerah seragamku. “jadilah pengawalku.”
“APAAAA?????”
***
“park Hwa Young, Gwenchanna?”
Sedari tadi telingaku terus saja mendengar perkataannya. Arghhh kenapa ini? kenapa aku hanya diam saja. diotakku hanya terngiang suara Kiseop, Jelas sekali.
‘Jadilah pengawalku.’
“arghhhh” aku memegang kepalaku, pening. Aku pun berbalik dan menatap tajam hye sun. “em, kau.....kau kenapa?” tanya hye sun. Aku kemudian memajukan tubuhku kearahnya dan dia semakin mundur. “kau kenapa? aishhh apa karena Kiseopers mu itu?” tanyanya. Aku kemudian mencengkram keduanya pundaknya.
“apa yang akan kau lakukan jika Eli memintamu untuk jadi pengawalnya?” tanyaku, dia kemudian menatapku seakan menyelidik.
“hah? Kenapa kau tanyakan itu?” tanya Hye Sun. “sudah jawab saja” aih dia selalu bertanya disaat aku sedang bertanya secara serius.
“kalau aku, ya aku senang saja. setidaknya aku akan dekat dengan dia” ujarnya sembari tersenyum gaje. Tiba-tiba aku tersenyum. “oh begitu, kalau begitu gomawo” ujarku kemudian berlari. “heyyyyyyy kau mauuu kemanaaaaaaaaaaa”
***
Hal termalas yang pernah ku lakukan adalah mendengarkan KangIn seongsanim mengajar pelajaran sejarah yang sangat membosankan. Bukannya aku tidak cinta pada sejarah negeri sendiri tapiiiiiiiiiiiiiiii masalahnya sejarah yang diceritakan KangIn seongsanim sudah diceritakan minggu kemarin. Ahh jadi malas, Kangin seongsanim bercerita sejarah seperti sedang bercerita dongeng, “hoaaaaam” tanpa sadar aku mulai mengantuk. Kubuka buku sejarah dan aku menutup wajahku dengan buku sejarah itu.
BRAAAAAAAAAAAK
Aku terlonjak kaget, Kang In seongsanim berada didepanku dengan penuh amarah. Aku kemudian hanya tersenyum. “PARK HWA YOUNGGGGGG, SETIAP AKU MENGAJAR KAU SELALU TIDUR” bentaknya. “mianhanida seongsanim. Habis sejarah yang kau ceritakan itu sudah diceritakan minggu kemarin bahkan kami sudah ditugaskan untuk membuat rangkumannya” ujar ku terus terang, walau aku sering tidur saat jam pelajaran tapi aku ini pintar juga loh, aku sering juara kelas.
Kang In seongsanim terdiam, “jeongmaleo? Oh astaga mianhanida murid-muridku aku menceritakan sejarah yang sudah kuajarkan. Sekarang kumpulkan tugas kalian pada Hwa Young dan simpan dimejaku” uja Kang In seongsanim. Aku terlonjak kaget, kenapa padaku? “seongsanim? Kenapa padaku?”
“karena kau yang memberitahu jadi kau yang harus tanggung jawab” ujar KangIn-nim cuekk. Aishhhhh nasibbbbb.
Dan sekarang, semua orang sedang asyik jajan aku malah disuruh keruang KangIn-nim. Mana hari ini Hye Sun tidak sekolah,  dia sakit karena terkena asma akibat melihat Eli bersama seorang yeoja, hahahaha. Bukan itu sih sebenarnya, dia memang hujan-hujanan dan tidur dengan baju basah, dasar -_-.
Sungguh buku-buku ini sungguh berat, apalagi ini buku ekonomi, buku ekonimi wajiblah berukuran besar karena akan mencatat banyak sejarah. Aku berjalan tenang, sejauh ini aman. Tetapi tiba-tiba.
BRUUUUUK
Astagaaaaa, siapa yang berani-beraninya menabrakku hingga semua buku berserakan. Aishhhhhhhhhh. Aku pun membereskan buku itu.
“mianhae” ujar seseorang aku menatap siapa yang menabrakku. ‘Eli?’
“ahh gwenchanna” ujarku menahan berat. Seperti ia melihat ku yang keberatan ini. “biar kubantu” ujarnya kemudian menarik setengah buku yang ku pegang. “kau akan mengantarnya kemana?” tanya Eli. “ke,,,,keruangan  kang-in-nim” ujarku. Ia kemudian mengangguk dan berjalan didepanku.
“annyeong” ujarku. Aku melihat kang-in seongsanim sedang berdiskusi dengan seorang guru. Aku pun meletakkan buku itu dimeja Kangin-nim dan Eli juga begitu. “wah gomawo. Ehh ada Eli. Annyeong” ujar Kangin. Eli membungkuk. Setelah itu aku malah bertemu dengan namja yang kusukai hahaha, Lee Ki Seop!
Ada apa lagi ini? Omonaaaaaaaa. “soal kemarin” ujar Kiseop. Kini ia menatapku tajam “ soal yang mana?” tanyaku gugup. “soal pengawal itu, mianhae aku hanya bercanda” ujarnya kemudian pergi. Aku hanya terpaku. Kenapa aku harus pusing kalau akhirnya dia mengucapkan kalau itu hanya bercanda. “bercandanya jelek, seleketeb *upssss*”
***
Aku mencomot  (?) roti yang tadi aku beli dikantin. Aku pun masuk kedalam ruang UKS, hah aku memang selalu disini bersama Hye sun jika sedang istirahat, padahal hanya makan saja.
“ekhem” aku kaget. saat aku masuk seseorang ternyata ikut masuk, aku berbalik. Seorang namja tersenyum padaku. “ maaf, aku mengganggu acara makanmu. Mm, ini aku hanya minta obat merah, tanganku berdarah” aku segera bergegas menyimpan roti itu dimeja lalu mengambil obat merah dan memberikannya pada namja itu, namanya Kevin.
“ahh, biar ku obati” ujarku, aku pun menarik dirinya agar duduk ditempat tidur kemudian aku ikut duduk dan aku membalut jarinya yang berdarah. “kenapa hanya makan roti isi coklat? Itu tidak baik bagi perutmu” ujarnya, aku terdiam.
“selesai” ujarku, aku kemudian mengambil roti itu dan kembali memakannya. “aku sedang tidak ingin makan banyak. Sahabatku tidak sekolah” ujarku. Dia kemudian tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya. “aku punya ini” ujarnya. ia menyerahkan kotak susu kecil padaku, dia begitu baik.
“nde?” aku tak percaya, dia malah menusukan sedotannya pada kotak susu itu dan menyerahkannya padaku. Aku kemudian tersenyum dan mengambil kotak susu coklat itu dan tersenyum.
“kamshamnida, kevin-sshi” ujarku. Dia tiba-tiba mengelus poni rambutku membuat aku terdiam. “cheonma Hwa Young-sshi” ujarnya. aku terpaku, kenapa dia tau namaku?
BEL
Aku dan Kevin pun bergega keluar dari UKS.
***
Pulang sekolah aku berniat untuk kerumah Hye Sun saja. aku pun berada diparkiran dan sedang duduk disepedaku. Ah ketika hye sun tak sekolah aku yang memakai sepeda panjang ini, beraaaaaaaaaaaaaaaaaat. Aku mengeluarkan ponselku lalu mengetikkan beberapa pesan padanya.
To : Ryu Hye Sunnie
Hye Sun, apa kau ada dirumah? Aku ingin main kerumahmu
Tak lama ada balasan darinya
From : Ryu Hye Sunnie
mianhae Hwa Younggie Kiseopers aku sedang ada diBusan.
Hah, dasar yeoja itu, harusnya kalau sakitkan dirumah kenapa ke Busan, jangan-jangan dia sakit boongan....
Aku memasukan ponselku kesaku kemudian aku merapatkan jaketku dan hendak melajukan sepedaku. Tapi sudah kugo’es berapa kali kenapa tak maju maju. Arghhhhhh, aku go’es terus tetap tak maju, isshhh. Aku berbalik kebelakang dan..........
Aku melihat seorang namja dengan senyum jahilnya, “YAK! ELI BISAKAH KAU LEPASKAN TANGANMU DARI JOK SEPEDAKU?” teriakku. Perlu kalian tau jika Eli itu namja paling usil seantero sekolah. dia hanya tertawa. “dasar bodoh” aku kemudian memundurkan sepedaku kebelakang, otomatis seragamnya menabrak ban sepedaku kemudian seragamnya jadi kotor, biar saja emang dia pikirin. Aku pun mendelik kemudian pergi.
***
“bosaaaaaaaaaaaaaaaaaaan” seharian tanpa kembaranku rasanya mati rasa. Tak ada yang menemaniku bermain. Sepertinya ini efek berat bagiku. Karena dia  adalah teman ku sedari kecil. Aku pun memutuskan keluar rumah dengan sepedaku saja. jok sepeda itu kan ada dua, aku mencabutnya satu, kini tinggal satu. Ahh senangnya bisa mengurangi beban.
Kayuh, kayuh. Tetapi tak ada gairah. Tiba-tiba aku melihat sebuah motor terparkir ditempat jalan kaki. Aku pun berhenti dan menatap motor itu, plat motor itu ‘KIS0451P’ itu bukannya pelat motor Kiseop. Aku kemudian memperhatikan motor tu, kenapa motor itu ada disini? astaga.
Tak sia-sia aku mengamati motor itu karena sang pemilik (kisep) keluar dari sebuah rumah dan memakai motor itu kemudian melajukan motor itu cepat. segera ku kayuh sepeda ku cepat. ‘pekerjaan baru’ jadi starlker.
Kiseop mengendarai motor itu sangat jauh, entah kemana. Aku yang mengikutinya pun malah putus asa dan ingin pulang, tapi tiba-tiba motor Kiseop berhenti, aku pun segera menepikan sepedaku dan menatap Kiseop yang masuk kedalam sebuah motor, ahh aku ingat ini kan rumah yeoja chingunya itu? astaga, pasti mereka akan kencan. Motor mereka melesat  berbalik arah, entah kemana. Tiba-tiba berhenti disebuah rumah. Aku yakin ini rumah Kiseop karena kiseop mengetuk pintu kemudian berkata ‘eomma’.
Aku melihat Eomma kiseop keluar, sang yeoja itu ingin bersalaman tapi segera ditepis oleh eomma kiseop. Ada apa? apa yang terjadi? Kenapa dia ditolak oleh eomma kiseop? Apa sebenarnya yang terjadi? Aku samar-samar mendengar permbicaraan mereka.
“kiseop, kalau kau masih sayang pada kami , kau usir yeoja ini dari hidupmu” teriak eomma kiseop, galak banget. Padahal yeoja ini kan cantik, dan ‘katanya’ pintar. Apa yang kurang coba.
“eommaaa” kiseop terlihat memelas. Ahh aku jadi kasihan. Tapi tiba-tiba eomma kiseop menutup pintu keras, sang yeoja hanya menunduk. Aku melihat kiseop memeluk yeoja itu, menjijikan. Sudah ditolak masih saja berpelukan.
***
Sudah seminggu aku menjadi stalker Lee Kiseop, dan sudah seminggu pula lah yeoja fluenza itu tak sekolah. 2 hari yang lalu aku mendengar perkataan dari Ryu ahjumma yang datang kesekolah, katanya Hye sun sakit. Jadi sakitnya tambah parah? Makanya jangan suka pergi saat sakit -_-.
Hari ini aku sendiri lagi, karena malas kekantin jadi setiap hari aku membawa bekal, yaahh itung itung makanan sehat. Ini kan buatan eommaku. Aku pun mulai memakanya dikala kelas sudah sepi. Saat sedang asik makan, seseorang duduk dihadapan bangkuku kemudian menatapku. Dengan mulut penuh makanan aku menatap namja dihadapanku.
“kevin?” ujarku, namja itu juga membawa bekal nya. Dia memang yeoja ‘culun’ bukan culun sih tapi dia jarang bergaul dengan para namja lainnya. padahal dia kan tampan, tapi ia menyembunyikan ketampananya dibalik kacamata minusnya.
“hay, ah kau makan sendirian?” tanyanya, aku mengangguk. “makan bersama?” ujarnya. ia membuka bekal itu. waahhh makanan enak. Nasi berwarna yang dibalut udang dan rumput laut. “em, Kevin-ah. Minta donkkk” ujarku memelas, kevin pun tersenyum kemudian memberikan satu nasi itu padaku. Aku langsung senang. “wahhh aku juga minta ddobboki darimu” ujarnya, aku pun tersenyum dan memberinya ddobboki. Aku senang, kami makan bersama.
***
Pekerjaan baru yang kugeluti selama satu minggu adalah mengikuti Kiseop, dan sekarang aku pun bersiap mengikuti kiseop. Motor kiseop sudah melesat tetapi tiba-tiba.
“Park Hwa Young” aku berbalik, aishhhhhh kenapa ada Eli disaat gawat seperti ini.
“ahh kau” ujarku berusaha tersenyum manis.
“kau mau pulang?” tanyanya, aku mengangguk
“em, boleh aku numpang disepedamu?” tanyanya , aku membelalakan mataku.
“e...ng....gimana ya....jarak rumahmu dan rumahku jauh nanti kau akan lama lagi pulangnya” oh ayolah jangan gagalkan rencanaku kali ini.
“biarin lahhh” ujarnya memelas. Yaishhhhhhhhhhhhhh
“nde baikah” dia kemudian menaiki sepedanya dibelakangku. Tetapi sebelum itu aku membisikan sesuatu. ‘tapi kau harus ikut aku’ ujarku penuh misterius, biar saja dia penuh tanda tanya.
Aku kembali berada ditempat biasa, tempat strategis dimana aku menatap rumah yeoja itu dan melihat Kiseop menjemput yeoja itu.
“sebenarnya kau sedang melihat siapa sihhhh” ujarnya kesal
“ishh berisik” ujar ku, tiba-tiba motor Kiseop melewati kami. aku pun berbalik. “berbaliklah” ujarku. Kami menghadap tembok.
“ahhh kau jadi stalker kiseop?” tebaknya aku mengangguk. “huh, kukira apaan. Heh kau, kusaranin ya. Kau tak perlu men-starlker dia. Kau punya kesempatan kok buat dapetin dia” ujarnya dengan wajah tersenyum.
“maksudmu?” tanyaku. “ikut aku”
***
“ini”
Aku dan Eli ada disebuah taman. dia memberikanku sebuah susu kotak, dia sangat menyukai susu kotak. “sebenarnya apa yang terjadi pada kiseop?” tanyaku. Di kemudian menatap kedepan.
“sebenarnya itu adalah pacar Kiseop, mereka sudah berhubungan lama. Awalnya eomma kiseop setuju. Tapi eomma Kiseop diam-diam menyelidiki yeoja itu, biasa lah keluarga lee. Dan ternyata terungkap sudah jika yeoja itu pernah hamil diluar nikah. Maka dari itu hubungan mereka ditentang”
“maksudmu dihamili kiseop?”
“bodoh, bukan lah. Dihamili namja lain.” ujarnya. aku hanya bisa ber’oh’ ria. Ihh kiseop itu mau maunya ama yeoja kaya gitu.
“kalau boleh tau kau penggemarnya Kiseop ya?” tanyanya, aku mengangguk. Eli kemudian memegang pundakku, tumben dia baik.
“kau punya kesempatan ko. Tenang saja” ujarnya. aku pun tersenyum, aku teringat Hye Sun.
“ahhh Eli, sahabatku menyukaimu loh” ujarku, tapi dasar namja abnormal, dia malah tertawa
“masa? ada yang menyukaiku?” tanyanya
“nde, kau tau Ryu Hye Sun, wakil UKS?” tanyaku, dia sedikit berpikir kemudian menggeleng. “kau ini. dia menyukaimu. Bahkan dia sering mengigau tentangmu. Jadi kurasa kau harus mendekatinya jika kau benar-benar penasaran pada HyeSun” ujarku. Dia mengangguk.
“baiklah, ada sasaran empuk” ujarnya
“MASKUDMU?” teriakku.
“YA! Aku akan mendekati yeoja itu, aku janji” teriak Eli, aku pun tersenyum manis.
***
Aku memasuki kelasku. Ahh aku hari ini senang karena Hye Sun sudah pulih. Aku pun memegang tangan Hye Sun yang masih sedikit sakit. “aku punya suprise untukmu” ujarku.”apa? jangan bilang kau sudah jadian sama Kiseop” ujarnya memelas, aku menggeleng. “lalu apa?” tanyanya. “kau lihat saja nanti” ujarku.
SKIP
Aku dan Hye sun sudah berdiri didepan kelas. Aku sengaja menahan Hye Sun pulang karena aku sudah janjian dengan seseorang.
“Hwa Young” aku berbalik. Eli tersenyum padaku dan pada Hye Sun. Hye Sun rupanya terpaku. “em, ini suprisenya. Ah Eli ini temanku yang namanya Ryu Hye Sun. Dia sedang sakit. Aku takut dia tambah parah sakitnya jika menaiki sepeda, jadi bisakah kau mengantarnya menaiki taxi?” tanpa aba-aba aku langsung tersenyum.
“sudahlah, aku pergi dulu ya. Annyeong” ujarku pergi. Aku meninggalkan dua insan itu, semoga rencanaku berhasil. Ryu Hye Sun, itu kado untukmu, beraksilah sesuai dimimpimu.
***
Aku berjalan santai menuju UKS. Tetapi tiba-tiba aku melihat Kiseop dengan seorang yeoja. Yeoja itu. penyakitku kumat lagi, aku menstarlker dia. Aku terus mengikuti kiseop yang berjalan menuju atap. Kemudian aku bersembunyi dibalik pintu.  aku bisa mendengar suara mereka berdua.
“ah kiseopie, mianhanida. Aku.....aku lelah menghadapi ibumu. Ibumu benar aku wanita kotor” ujar yeoja itu
“Hyora, aku mohonnnnn.. bersabarlah eommaku memang overprotective” ujar kiseop memegang kedua tangan yeoja bernama hyora itu
“tapi ibumu benar, aku bukan untukmu. Mengertilah, aku akan mengejar namja yang sudah membuatku begini. Doakan saja” ujarnya.
“saranghae” ujar yeoja itu kemudian ia pergi. Aku seketika bersenyembunyi  ketika yeoja itu lewat kearahku. Aku hanya diam, aku tahu perasaan Kiseop saat ini. aku pun menatap Kiseop dari celah-celah pintu.
“ARGHHHHHHHHHHHHHH”
Aku bisa melihat kiseop frustasi, astaga kasihannnnn. Akhirnya aku pun pulang.

_Someone Like You_

Malam harinya aku mendatangi rumah Hye Sun.
TOK TOK TOK
“Hye sun-ah” panggilku. Pintu terbuka dan aku melihat Hye Sun sedang tersenyum padaku.
“nde? Waeyo? Ahh tadi siang gomawo aku jadi dekat dengan Eli. Ah ia, ternyata dia baik juga” ujarnya.
“hehe, malam inikan malam minggu, nah bisa kau antarkan aku membeli beberapa makanan kesuper market?” tanyaku
“mian, ibuku tak ada dan aku harus menjaga adikku” ujar Hye sun
“yahh ya sudah sampai jumpa.” Ujarku. Haishh aku harus kesupermarket sendiri.
Setelah selesai membeli kebutuhan makanku untuk menonton film terbaru ditv, aku pun keluar dari super market. Tiba-tiba aku hujan deras mengguyur super market, ahh Tuhan tolong aku. jika aku terus terguyur hujan, penyakit pingsanku akan kambuh lagi.

Aku mencari tempat berteduh, tetapi mataku menatap seseorang yang terjatuh disaat guyuran hujan. Aku pun membantu namja itu yang ternyata ‘KISEOP?’. Aku segera memapahnya, aku bisa mencium bau alkohol di mulut dan hidungnya.  Aku kemudian berusaha memesan taxi dan mengarahkan taxi itu kerumah kiseop. Aku kan tau rumah kiseop dari acara menstarlkerku.
“berhenti” ujarku. Taxi itu berhenti seketika. Walau hujan deras, aku akan mengantarkan Kiseop kerumahnya. Ahh semoga aku tak pingsan dijalan. Aku pun membuka gerbang rumah kiseop, kiseop setengah sadar dan dia terus mengigau.
TOK TOK TOK

Aku mengetuk pintu. bajuku basah semua, kepalaku juga sudah pusing. “nde?” seseorang membukakan pintu dan kaget. “ahh mian. Aku temannya Kiseop. Tadi aku melihatnya pingsan dijalan saat hujan” ujarku. “wah gomawo. Lee Donghae angkat adikmu kedalam rumah” teriak Eomma kiseop. Seorang namja keluar lalu tersenyum padaku dan menarik kiseop.
“ahh namamu siapa?” tanya Eomma Kiseop “Em, Park Hwa Young imnida” ujarku. “wah sebelumnya gomawo sudah mengantarkan anakku. Mau mampir dulu, ini sudah malam?” tanyanya
“anio, cheonm...........” dan semuanya gelap.

***

“nghhh” aku sadar. Kepalaku pusing, mungkin akibat semalam. Dan.....kenapa ini dingin sekali. aku merapatkan selimutku, tetapi kemudian. “AAAAAAAAAAAAAAAA” aku dan Kiseop berteriak bersamaan, lihatlah kami satu ranjang dan kiseop tak memakai baju sedangkan bajuku juga tidak ada, hanya da singlet ku saja.
“kk...kau..” aku menutup tubuhku. Astaga apa yang terjadi. “kenapa kau ada dirumahku?” tanya kiseop panik. Tiba-tiba pintu terbuka dan kami tambah kaget saat melihat eomma kiseop masuk.
“apa kalian tak sadar apa yang kalian lakukan semalam?” tanya Eomma Kiseop. Aku dan kiseop saling berpandangan kemudian berteriak “HUAAAAAAAAAAAAAAA”
......
“Eomaaaaaa” Kiseop terus saja memelas. Sedangkan aku diam didahapan eomma kiseop dan.........eomaku. setelah kejadian itu, eomma kiseop datang kerumahku beberapa hari yang lalu. Aku senang atau menyesal? 

Semua bercampur aduk. Aku juga menyesal kenapa aku menolongnya saat itu. tapi aku juga senang karena akhirnya. “jangan membantah, KISEOP kau harus bertanggung jawab jika nanti Hwa Young hamil” ujar eomma kiseop
“aku tak mungkin hamil eomma, lee ahjuma. Kami tak melakukan apapun” ujarku. Kiseop mengangguk setuju. “a...eomma” ujarku. Ishhhhhhhhhhhhh. Aku bisa melihat kekehan dari Hye Sun dan Eli yang juga ada dirumah ku.
“sudah, pokoknya, saat kalian kuliah kalian akan segera menikah” “APAAAAAAAA?” teriak aku dan Kiseop bersamaan.

Ini sungguh teragis. Aku tau aku menyukai kiseop tapi tak seharusnya begini juga kan. Arghhhh sialan. Aku kan jadi tak konstentrasi belajar, apalagi sekarang aku sudah mau keluar karena aku kelas 3. Dan Kiseop kuliah sekarang. Aku sudah satu tahun bersama Kiseop. Setelah kejadian itu aku jadi terkenal disekolah, terkenal karena perjodohan, BABO.

Semua murid menyangka aku dan dia dijodohkan, kalau sampai mereka  tahu jika kedua orangtua kami menyangka kami berhubungan ‘itu’ maka matilah hidupku sekarang. Dan sekarang?  Aku menjalani hidupku dengan tak tenang. Awalnya Kiseop tetap menolak untuk bersamaku, tapi ahjumma Lee tertalu setuju dan mewanti-wanti jika aku benar hamil, aghh orangtua jaman dulu -_-. Pasti kalian bertanya bagaimana hubungan Hye Sun dan Eli, mereka pacaran. Dan bagaimana Kevin? Dia tetap menjadi temanku, namun saat Kiseop datang menjemput, dia malah menjauh, arghhh gara-gara si kiseop itu!.

Dan sekarang, aku sedang duduk diruang tamu bersama Lee  Donghae, kaka dari Lee Kiseop. Aku menyesal menyukai Kiseop sekarang, aku akan memilih Lee Donghae jika ternyata faktanya bahwa donghae jauh lebih tampan dari Kiseop. Tapi sudahlah.
“HWA YOUNG kemarilaaaah” teriak Kiseop, aku mengangguk.

Sebenarnya aku tahu, jika kiseop mulai menyukaiku. Buktinya dia sedikit over protective padaku jika aku dekat dengan namja seperti Kevin, bahkan pada hyung nya juga gitu.
Aku menutup kamar Kiseop dan duduk dikasur milik Kiseop. Aku bisa melihat Kiseop sedang diam dibawah dengan skripsinya. Aku pun ikut duduk disana.
“Kiseopie? Kau menyukaiku?” tanyaku, dia diam. “nde?” ujarnya tak percaya.
“ia kau menyukaiku tidak?” tanyaku meyakinkan dia. “nde. Aku menyukaimu. Semenjak...kita bersama” ujarnya pelan. “tapi, bagaimana dengan eommamu. Dia menyangkaku hamil” ujarku. “hah eommaku ada –ada saja” ujarnya. ia kemudian mendekatiku yang duduk tadi duduk kembali dikasur.

Dia kemudian mencium bibirku kemudian dia mendorong tubuhku kekasur, dan entah apa yang terjadi tapi dia sudah ada diatas tubuhku dan begini keadaannya. Aku terus menciumnya ganas. Tiba-tiba. “bagaimana kalau kita punya anak saja, itu akan membuat eommaku setuju” ujar Kiseop.
“ARGHHHHHHH TIDAAAAAAAK KISEOP”

Satu hal yang perlu kalian tau, terkadang apa yang kita harapkan bisa datang tanpa kita ketahui. Jadi jangan terlalu berharap karena kita akan meraihnya jika sudah  menjadi takdir kita.
_Someone Like You_

END

Hahahhaaaaaaaaaaaaaa, aku sengaja buat hanya Hwa Young menjadi sudut pandang utamanya.
Jelekkah? Biarin da buatanku sendiri *maksa*
Pokonya wajib koment
Sekali lagi aku nggak bakalan ngehargai orang yang ga komen
^^SEKIAN^^

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Hello Korea !